Minggu, 11 September 2016

Nantikan Cerita di Tahun Kedua, Semester Ketiga

Kekuatan di Balik Khayalan dan Imajinasi

Senin, 5 September 2016

Hai, bagaimana kabar mimpi-mimpimu?
Apa kau tinggal begitu saja?

            Tepat setahun sudah, hari ini ribuan mahasiswa baru berbondong-bondong pergi ke kota. Ada jutaan mimpi yang mereka siapkan, entah apakah kuliah ini juga bagian dari mimpi mereka atau hanya sekedar kegiatan penyibuk semata. Namun, di balik itu semua ada kebanggaan tersendiri ketika orang tua dapat menyekolahkan anaknya di tingkat tinggi, terlebih jika mereka berasal dari keluarga kurang mampu.
“Biaya kuliah sekarang mahal nak”
Ketika kita dihadapkan pada kondisi hidup yang sangat mencekik, sekecil apapun nominalnya pasti akan terasa berat.
            Setahun lalu akulah mahasiswa baru itu, seorang gadis dengan tubuh kurus dan bepakaian kusut. Tuan, mimpiku telah diobrak-abrik, tubuhku dicambuk, aku lemas, aku tak berdaya. Bagaimana tidak, dalam bayanganku menjadi seorang mahasiswi desain yang lulus dengan predikat cumlaude di salah satu universitas ternama di Surabaya, bekerja di dinas perindustrian dengan kartu nama keren, kemudian melanjutkan S2 di luar negeri untuk memperdalam desain produk. Realitasnya, sekarang aku hanyalah mahasiswi yang salah jurusan.
Kujalani kuliah pertama dengan semangat seadanya, mayoritas teman-temanku berasal dari pesantren atau minimal mereka berasal dari Madarasah Aliyah. Memanglah sangat jauh, jika dibandingkan denganku yang hanya lulusan SMAN dengan kadar pengetahuan agama seadanya. Di bagian ini, kadang aku sedikit tertawa, berani-beraninya aku kuliah di universitas yang bernuansa Islam, terlebih untuk mengkaji ilmu filsafat.
Semester pertama, buku-buku tebal itu tak akrab padaku, kuliahku hanya sekedar absensi, hanya untuk formalitas semata. Aku pura-pura aktif di kelas hanya untuk menutupi ketidakberdayaanku di masa lalu. Tak bertujuan dan tak berarah, aku menangisi jiwa ini dengan segenap penyesalan di masa lalu. Aku tak lagi menggambar, waktu banyak ku habiskan hanya untuk menata jiwa.
Selang beberapa bulan kemudian, nampaknya Tuhan dan alam berkorelasi untuk mewujudkan mimpiku. Pada semester pertama IPK ku tergolong tinggi di jurusan ku, mendekati 3.5 dan syukur alhamdulillah pada liburan semester pertama aku mulai menggambar lagi dan mulai berani mengambil job desain. Mulai dari desain untuk kado ulang tahun, kado wisuda, bahkan kado pernikahan juga. Di titik ini adalah awal di mana aku mulai bangkit dan bersemangat untuk berkarya lagi dan lagi.
Penuh syukur alhamdulillah, pada semester kedua, waktu tak lagi hanya tergunakan untuk memikirkan kegagalan di masa lalu. Berbagai lomba yang berhubungan dengan desain mulai ku ikuti. Beberapa sertifikat dan rupiah pun terkantongi. Bahkan aku juga sempat menjuarai lomba creative project yang diadakan oleh kampus yang menolakku dulu. Lalu bagaimana dengan job desain? tak jauh berbeda dengan semester pertama, di semester kedua job desain ku membanjir. Lalu bagaimana pula dengan nilai IPK? di semester ini IPK ku lebih dari 3.5, alhamdulillah semua yang terjadi sekarang di luar ekspektasiku.

(Juara 2 - Lomba Creative Project di ITS)


(Juara 3 - Lomba Desain Kartu Lebaran di Klaten)

Jatuh bangun dalam hidup itu wajar, mahasiswi yang dahulu menganggap dirinya salah jurusan, kini telah berani untuk meninggalkan zonanya. Karena satu hal yang harus kita ingat “jangan jadikan jurusan sebagai alasan yang menghalangi kita untuk berkarya”.
Memasuki tahun kedua, semester ketiga, mungkin masih banyak lagi rahasia-rahasia yang belum kita ungkap dan kado-kado yang menanti dengan sabar untuk kita buka. Bagitu indah bukan!. Sekarang aku mulai percaya bahwa khayalan dan imajinasi di masa lalu memiliki kekuatan dan berdampak pada masa depan.

“Hidupmu akan berakhir ketika kamu berhenti bermimpi dan jika mimpi yang kamu impi-impikan itu tak kau dapat sekarang, percayalah dikemudian hari Tuhan akan menjawab mimpimu”. (Bertekad)

Dwi Artiningsih, mahasiswi filsafat tahun ke dua, semester ketiga di Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya (UINSA). Aku bukanlah aktivis, keseharianku banyak dihabiskan untuk menulis, menggambar dan mengikuti beberapa lomba desain dan menulis.

Nb: Semua cerita di atas adalah real story, berbagi arti kehidupan lewat tulisan.

Jumat, 25 Maret 2016

Mereka Bilang...!!

Mereka bilang saya anak seni? Seni berpikir.
Mereka bilang saya anak teknik? Iya, teknik berpikir kritis.

Bukan seni, teknik, atau yang lain. Saya adalah mahasiswa dari golongan ter unik, ter ekstrem, dan ter langka. Bahkan ada yang bilang ter aneh juga, yaah awalnya saya memang tersesat, tapi tak selamanya tersesat itu menyesakkan dada kan?? Dahulu, saya merasa diterima di jurusan filsafat merupakan suatu bencana, namun selalu ada yang menarik dan tersembunyi di baliknya.
Filsafat lebih rumit daripada teknik, dan filsafat juga mempunyai nilai estetika yang lebih indah daripada seni. Seperti, pernyataan seorang filsuf Romawi yang bernama Cicero (106-43 SM) bahwa filsafat adalah “Ibu dari semua seni” (The mother of all the art), ia juga mendefinisikan filsafat sebagai seni kehidupan (Art vitae). Filsafat merupakan induk dari semua ilmu, filsafat mempelajari dan mengkaji semua ilmu, cakupannya lebih luas dari seni dan teknik, karena seni merupakan cabang ilmu dari filsafat, begitu pula teknik dan ilmu-ilmu yang lain. Mahasiswa jurusan filsafat dituntut untuk bisa dan mampu merangkum semua ilmu yang ada. Mereka memikirkan tentang suatu hal yang ada dan yang mungkin ada.
Suatu pernyataan sederhana ketika pola pikir mahasiswa filsafat diaplikasikan dalam kehidupan. Ada seseorang yang mengkagetkan khalayak ramai dengan sebuah pernyataannya “Melaksanakan shalat 5 waktu itu hukumnya tidak wajib bagi muslim”. Sontak saja pernyataan tersebut menimbulkan perdebatan dan pertentangan yang sangat hebat di kalangan masyarakat, bahkan ada yang menghubungkannya dengan Al-Qur’an dan Hadis. Dan ketika mendapatkan respon negatif, orang tersebut hanya tertawa dan berkata “Di mana letak kesalahannya”, tetap bersikukuh dengan mempertahankan pendapatnya.

Apa yang kamu pikirkan tentang pernyataan tersebut?
Menyalahkan?
Atau malah, membenarkan?

Kata kuncinya terletak pada kata “Melaksanakan” (Melaksanakan shalat 5 waktu itu hukumnya tidak wajib bagi muslim), yang benar adalah mendirikan shalat, bukan melaksanakan shalat. Mendirikan memiliki makna yang sangat jauh berbeda dengan melaksanakan, mendirikan itu menyangkut yang tampak, yaitu badan (Fisika) dan  yang tidak tampak, yaitu hati atau batin (Metafisika), ketika kita mendirikan shalat maka badan (Fisika) dan hati kita (Metafisika) tergerak dan fokus hanya kepada Allah SWT, sedangkan melaksanakan shalat itu hanya bentuk fisiknya saja (Gerakan dalam shalat), tanpa disertai kekhusyukan hati. Dan saya yakin baik Al-Qur’an maupun Hadis memerintahkan kita (Muslim) untuk mendirikan shalat, bukan melaksanakan shalat.
Tak hanya itu, mahasiswa fisika ITS juga membangkitkan pemikiran yang tertidur dengan sebuah pernyataan “Di dunia ini semua benda yang bernama pasti berwujud, ini mutlak secara fisika, jika “Allah” (Nama), lantas bagaimana dan seperti apa wujudnya”. Sedikit menguras otak ketika menghadapi pertanyaan-pertanyaan yang menjurus pada Sang Pencipta (Tuhan). “Sederhana saja, kita dapat menyebut itu listrik (Nama), lantas mana wujudnya.” Suatu kemustahilan  jika mahasiswa itu dapat menunjukkan wujud dari listrik, sama halnya dengan Tuhan. Tak selamanya yang bernama itu selalu berwujud, apalagi untuk mengetahui wujud dari Sang Pencipta, membayangkannya saja kita tak kan mampu.
Baiklah, pernyataan-pernyataan sederhana itu sedikit menggambarkan bagaimana pola pikir mahasiswa filsafat dalam menanggapi pertanyaan-pertanyaan yang butuh jawaban, tapi mustahil untuk dijawab.

Filsafat itu mempelajari tentang apa?
Lulusan filsafat itu bisa apa?
Kalau sudah lulus mau kerja apa?

Mendengar kata “filsafat” mungkin sedikit asing di telinga orang awam, seperti halnya saya dulu. Sedikit curhat hehe... banyak hal-hal unik di filsafat, banyak hal-hal yang mengganjal dan ganjil di otak saya. Otak saya sulit menerima informasi secara begitu saja, ia selalu mempertanyakan “Mengapa begini”, “Bagaimana ini bisa terjadi”. Kalimat yang muncul selalu diawali dengan kata tanya. Jelaslah pertanyaan-pertanyaan itu tidak akan muncul tanpa adanya suatu alasan, suatu pertanyaan muncul karena adanya problem atau masalah, dan filsafat mencoba menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan cara menjernihkan keyakinan kita tentang masalah-masalah yang selama ini kita pikirkan.
Filsafat adalah jurusan dengan jumlah mahasiswa yang sangat minim jika dibandingkan dengan jurusan lain, kurangnya minat seseorang untuk mendalami ilmu ini berhasil menggolongkan filsafat sebagai jurusan yang sepi peminat. Jika diibaratkan suatu komunitas yang ada di kota, maka filsafat adalah komunitas orang-orang pinggiran,  komunitas orang-orang kumuh, yang terkadang tak dianggap, namun keberadaannya tetap ada dan masih bisa dirasakan. Sedikit keluhan atau lebih tepatnya protes diri...

Dunia modern nampaknya tak membutuhkan filsafat lagi...
Mereka lebih mengutamakan ekonomi dan politik....
Seakan-akan kita dikucilkan,
Dibuang,
Dan ditenggelamkan zaman...
Nampaknya saudaraku lupa..
Mereka lupa, bahwa filsafat lah ibu dari semua ilmu.....
Mereka lupa bahwa filsafat lah dasar dari semua ilmu....
Mereka lupa....

Memang tak dapat dipungkiri hidup di dunia yang serba modern seperti sekarang ini lebih mengutamakan ekonomi daripada filsafat. Setiap universitas, baik negeri maupun swasta selalu menerima mahasiswa baru dengan jumlah yang tidak sedikit. Jurusan yang menjurus ke bidang ekonomi, seperti akuntansi, pendidikan ekonomi, perbankan, dll selalu ramai peminat. Fenomena yang berbanding terbalik dengan filsafat. Miris memang, saat banyak orang yang masuk kuliah dengan mindset “Asal gampang kerja”, filsafat tidak akan mengizinkan mahasiswanya “Asal lulus saja”. Filsafat bisa diibaratkan sebagai soft skill, pada kenyataannya dunia kerja memang tak menyediakan lowongan bagi lulusan ini, tapi ingatlah si pandai perpikir bisa kerja jadi apa saja.
Sedikit kutipan dari dosen saya Bapak Dr. H. M. Syamsul Huda, M.Fil.I “Mahasiswa filsafat akan menjadi sesuatu sesuai dengan apa yang mereka pikirkan”. Layaknya kota pinggiran, pasti ada sesuatu yang tersembunyi di balik citranya yang kumuh, selalu ada yang menarik dan tersembunyi di baliknya. Saya menjadi lebih bijak terhadap alam, manusia dan Tuhan.



(Tulisan ini terinspirasi dari dua dosen saya, Bapak Dr. H. M. Syamsul Huda, M.Fil.I, mengajar matakuliah sejarah peradaban Islam pada semester 1, dan Bapak Drs. Loekisno Choiril Warsito, M.Ag yang mengajar matakuliah filsafat ilmu pada semester 2).

Rabu, 15 Juli 2015

Aku Pun Bisa Kuliah


"Allah, Bantu Aku Wujudkan Impianku"

“Alhamdulillah, setelah pembicaraan dan sedikit perdebatan sore itu dengan ibu lega rasanya. Ridho bapak dan ibu berperan dalam keputusan yang akan saya ambil, berharap setelah bapak dan ibu ridho semoga Allah juga  meridhoi”.
Berawal dari pertanyaan ibu,”setelah lulus kamu ke mana nak??, dan saya menjawab, “Saya mau jadi dosen bu, saya ingin mengabdi, berbagi ilmu, passion saya mengajar, jadi setelah lulus mungkin saya akan bekerja sambil mencari beasiswa untuk melanjutkan S2”.
Saya sudah memutuskan dan membulatkan tekad, semakin hari semakin yakin untuk mengejar cita-cita ini. Sedikit mengurai bangkai sejarah dan melihat ke belakang. Menjadi seorang arsitek dan penulis sastra merupakan sebuah cita-cita saya, tapi itu dulu, hiks hiks. Karena takdir berkehendak lain, saya tak diterima di Arsitektur ITS, jungkir balik mendaftar lewat berbagai jalur, tapi hasilnya nihil, sampai mengikuti SNMPTN 2015, tetap nihil, entahlah. Allah menempatkanku di Filsafat Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya atau yang sering disingkat UINSA. Filsafat adalah jurusan yang dipilihkan oleh kakak saya. Pada akhirnya saya di sini, di bidang inilah saya berada, suka tidak suka tetap akan saya jalani, dan pada akhirnya harus suka, harus ikhlas dan harus menikmati.
Allah menunjukkan kuasa-Nya, saya mulai menyukai bidang ini. Alhamdulillah, status saya kini menjadi maba 2015, tak mungkin berpindah haluan! sudah belajar mati-matian, menghabiskan jiwa, raga dan finansial untuk kuliah di kampus ini. Walau masih berstatus maba, diam-diam saya suka ngulik-ngulik tentang filsafat, dimulai dari membaca, Yahh.. buku filsafat tebelnya jangan ditanya lagi deh, ini yang membuat tertarik.
  • Bagaimana kita dapat mengetahui?
  • Apakah Allah ada?
  • Siapakah aku?
  • Apa itu benar?
  • Apa maksudnya?
  • Apakah ilmu pengetahuan menjelaskan segalanya?
Semua dijelaskan di buku "Ide-ide (Filsafat dan agama, Dulu dan Sekarang)" karya Linda Smith dan William Raeper, keren bukan hehe
Menurutku jurusan ini unik, bahkan sangat unik, merasa ada keistimewaan dari jurusan ini yang tak dimiliki jurusan lain. Entahlah, saya mulai nyaman.
Pendidikan S1, yang artinya 8 semester, dari tahun 2015-2019 yang merupakan perwujudan selama 4 tahun ke depan, bismillah. Menjadi seorang dosen sudah menjadi keputusan bulat, dosen mempunyai peran ganda, yaitu selain mengajar saya juga bisa merangkap menjadi pembimbing. Yaah pembimbing akademik mereka. Saya juga masih bisa menulis, walau tulisannya nanti pasti berbeda, toh juga sama tulisannya. hanya yang membedakan genrenya.
Alhamdulillah ya Allah, engkau menunjukkan jalan-Mu,membukakan pikiranku, menarik benang merah di dalam cita-cita ini. Sedikit baris kalimat yang membangkitkan semangat, ''Tuntutlah ilmu mu nak, lanjutkanlah sekolahmu kalau memang benar-benar niat menjadi dosen, insyaAllah ada rejeki kalau memang ada niat tulus dari dalam diri, sekarang pendidikan di Indonesia di bawah Malaysia. Banyak penduduk di Malaysia yang sudah S2, dan ketika kamu melanjutkan S2 secara otomatis kamu juga berperan untuk menaikkan kredibilitas bangsa''

Jika ada niat selalu ada jalan,
Di mana ada kemauan di situ ada jalan.
Bismillah... semoga Allah meridhoi jalan saya.

Bapak, ibu, ku dedikasikan cita-cita ini untukmu, karena orangtua saya ingin sekali anaknya ini menjadi seorang dosen, terutama ibu. Kakak, terimakasih engkau telah memilihkan jurusan ini dulu, di jurusan ini saya bertemu dengan teman-teman dan sahabat yang hebat, serta bertemu dengan orang-orang luar biasa.

Terima kasih. :)

Jumat, 01 Mei 2015

Awas!! Ada Hantu Duduk di Tubuhmu!




Tiba-tiba di tengah malam, kamu terbangun. Tubuhmu nggak bisa bergerak, lehermu seperti tercekik, bahkan teriak juga nggak bisa! seakan-akan ada hantu yang sedang duduk di ragamu. Pikiranmu pun melayang-layang ke mana-mana.
Apa kamu pernah mengalami kejadian seperti itu?? kalau pernah selamat! Berarti kamu sudah mengalami "ketindihan" atau sleep paralysis. Menurut mitos sih ragamu sedang ditindih oleh makhluk gaib. "Mencoba bangun dan mengumpulkan kesadaran, namun aku tak bisa ada sesuatu yang tak beres terjadi pada tubuhku," Pikir ku.

Sleep Paralysis

Sleep paralysis adalah kondisi yang umum dan normal pada usia remaja hingga di bawah 40 tahun atau selama otak masih aktif. Pada masyarakat Jawa secara khusus, keadaan ini dianggap sebagai peristiwa ketindihan yang sering dikaitkan dengan hal-hal mistis dan halusinasi berlebihan.
Dari sisi medis, keadaan ketika orang akan tidur atau bangun tidur merasa sesak napas seperti dicekik, dada sesak/tertekan, badan sulit bergerak, dan sulit berteriak disebut dengan istilah sleep paralysis alias kelumpuhan tidur (karena tubuh tidak bisa bergerak dan serasa lumpuh).
Sleep paralysis alias ketindihan ini bisa berlangsung dalam hitungan detik hingga menit. Yang menarik, saat tindihan terjadi, kita sering mengalami halusinasi, seperti melihat sosok atau bayangan hitam/menyeramkan di sekitar tempat tidur. Tak heran, fenomena ini sering dikaitkan dengan hal mistis.
Di dunia Barat, fenomena ketindihan ini sering disebut mimpi buruk inkubus atau old hag berdasarkan bentuk bayangan yang muncul. Ada juga yang merasa melihat alien saat sleep paralysis terjadi.
Kurang Tidur
Menurut Al Cheyne, peneliti dari Universitas Waterloo, Kanada, sleep paralysis termasuk jenis halusinasi karena adanya malfungsi tidur di tahap Rapid Eye Movement (REM). Sebagai pengetahuan, berdasarkan gelombang otak, tidur terbagi dalam empat tahapan. Tahap itu adalah:
  1. Tahapan tidur yang paling ringan (masih setengah sadar).
  2. Tahap tidur yang lebih dalam.
  3. Tidur paling dalam.
  4. Tahap REM.
Ketika otak mendadak terbangun dari tahap REM tapi tubuh belum bangun, disinilah sleep paralysis terjadi. Kita merasa sangat sadar, namun tubuh tidak bisa digerakkan. Ditambah lagi adanya halusinasi munculnya sosok lain yang sebenarnya ini merupakan ciri khas dari mimpi.
Selain itu, sleep paralysis juga bisa disebabkan sesuatu yang tidak dapat dikontrol. Akibatnya, muncul stress dan terbawa ke dalam mimpi. Lingkungan kerja pun ikut mempengaruhi. Misalnya, Anda berkerja dalam shift, sehingga kekurangan tidur atau memiliki pola tidur yang tidak teratur.
Meskipun sleep paralysis sudah umum terjadi, gangguan tidur ini patut diwaspadai. Pasalnya, sleep paralysis bisa juga merupakan pertanda narcolepsy atau serangan tidur mendadak tanpa tanda-tanda mengantuk, sleep apnea (mendengkur), kecemasan, atau depresi. Kurang tidur pun tidak boleh dianggap remeh. Jika sudah menimbulkan sleep paralysis, kondisinya berarti sudah berat. Segera evaluasi diri dan cukupi kebutuhan tidur. Usahakan tidur 8-10 jam pada jam yang sama setiap malam.
Dan perlu diketahui juga, sleep paralysis umumnya terjadi pada orang yang tidur dalam posisi terlentang (wajah menghadap keatas dan dalam keadaan hampir nyenyak atau hampir terjaga dari tidur). Tidak ada terapi khusus untuk mengatasi kebiasaan sleep paralysis, cukup penuhi kebutuhan tidur dan jaga kesehatan mental/jiwa.
Cara  untuk mengatasi Sleep paralysis sebenarnya sangat mudah. Sleep paralysis dapat diatasi dengan berdoa. Berdoa sebelum tidur dapat meredakan kecemasan atau ketakutan yang memicu timbulnya halusinasi.
Bagi yang pernah mengalami hal ini, tentu tahu perasaan mengalami hal tersebut. Bagi saya pribadi sangat menyeramkan. Tapi karena sudah terbiasa, bisa menyikapinya lebih tenang. :)

Sabtu, 18 April 2015

Ketika ALLAH berkata ”Kun Fayakun”




"The Power of Prayer"

Ketika logika manusia berkata ”tak mungkin“.
Hanya do’a dan ikhtiar lah yang dapat merubahnya menjadi “mungkin”.
Percayalah, ketika Allah berkata ”Kun Fayakun”.
Jadilah maka akan jadi.
Semua itu akan sangat mungkin bagi Allah.

Berjuang?? semua orang pasti pernah berjuang, Berjuang untuk hidup, berjuang  melawan penyakit, berjuang melenjutkan study, berjuang demi cinta hehe. Kali ini aku berjuang demi study ku, bukannya mulus jalan yang ku tapak, saat berjuang ada-ada saja hujatan negatif dari orang lain, yang menghambat ku, menipiskan semangatku, menambah pesimis ku.
Memang benar, semua yang ada di dunia yang hanya sementara ini, ada orang yang suka dan ada orang yang tidak suka dengan kita.
Kenapa?? I don't know!! cuek aja lah hehe.
Aku pernah baca suatu teori pada blog, yang menyatakan :

Anda tahu teori tentang kebaikan dan keburukan?

Banyak diantara kita yang masih keliru tentang mana yang baik dan  mana yang buruk? Sebenarnya sangat sederhana untuk dapat memilah mana yang baik dan mana yang buruk, dalam ajaran islam, seorang muslim bisa dikatakan baik jika mengikuti pedoman ajarannya (Al-quran dan As-sunah) dan bisa dikatakan buruk jika menyimpang dari pedomannya itu. Simpel banget khan? pertanyaannya apakah Al-quran dan As-sunah memiliki aturan meliputi segala kahidupan manusia? jawabanya tentu saja YA.
Terus bagaimana dengan hal-hal yang tidak diatur dalam Al-Quran dan As-sunah, seperti minum Bir, jalan-jalan ke Mid-Night atau club-club malam? Yang perlu kita ketahui adalah bahwa Al-Quran dan A-sunah (Pedoman Islam) sebenarnya mengatur itu semua. Namun kita belum tahu, jika kita ingin tahu hal itu diatur atau tidak hal yang harus kita lakukan adalah mempelajari terlebih dahulu Pedoman Islam itu sendiri. Selain itu, kita mengenal adanya Ijma (kesepakatan Ulama dalam membuat hukum yang belum ada, namun harus berdasarkan Al-Quran dan As-sunah) yang menjadi solusi umat dalam menghadapi hal-hal baru dalam kehidupan ini.
Kembali lagi ke topik awal yaitu “Teori tentang kebaikan dan keburukan”
Sekiranya penjelasan saya yang singkat di atas sudah dapat membuka pikiran kita, bahwa teori tentang kebaikan dan keburukan ada dalam Al-Quran dan As-sunah. Kebaikan dan keburukan kehidupan manusia seutuhnya diatur dalam Pedoman Islam. Karena ajaran Islam relevan untuk semua umat manusia tanpa terkecuali walaupun wahyu Al-quran turun di Arab namun ajarannya meliputi umat manusia di dunia ini.
“Tidak ada kelebihan antara orang arab dengan yang bukan arab kecuali takwanya” (Al-Hadist)
Rasulullah SAW pun bersabda “Aku diutus untuk menyempurnakan akhlaq manusia”
Jadi sudah jelas bahwa Islam bukan untuk sebagian bangsa, sebagian golongan, dan suku, namun Islam untuk seluruh manusia. Perlu kita ingat apapun tindakan yang kita lakukan manusiawinya akan selaras dengan Pedoman Islam. Dan jangan khawatir jika ada orang yang benci atau tidak suka dengan apa yang kita lakukan, karena apapun yang kita lakukan pasti akan ada orang yang simpati dan benci. Asalkan tindakan kita berdasarkan Islam biarkan saja jika ada yang tidak suka dan benci, cukup ALLAH SWT yang mencintai kita, karena kita, seluruh makhluk, dan alam dunia ini milik-NYA.
Tuh kan udah ada teorinya. Next, Kembali lagi pada pembahasan awal ya, "berjuang demi study" yahh, aduh kamu ga bakal bisa deh (kata orang lain yang ga suka)
Berat?? emang iya
Susah?? iya lah
Tapi, pesimis?? tidak, aku berusaha melawan logika manusia, yang mempunyai kebiasaan menipiskan semangat orang. Yakin saja lah, kita punya Tuhan, Allah lah yang akan menunjukkan mana yang baik dan mana yang buruk buat kita, jangan peduli omongan orang tentang kita, yang perlu kita pikirkan adalah bagaimana kita dapat bermanfaat bagi keluarga dan orang-orang di sekitar kita.
Tahun ini aku lulus, horee dan insyaallah bakal lan kuliah, do’a kan saja ya hehe.
PTN part 1: aku daftar di ITS. Ambil apa?? Maaf yah, aku kan anak sholeh jadi ga ngambil apa-apa kalau kuliah :p nahh lo kan apa an cobak hehe
Kembali ke topik, pertama aku milih prodi arsitektur di ITS, tak heran karena sejak kecil aku suka gambar.
PTN part 2: di ITS juga, ambil Teknik elektro, #lahh (emang lo bisa) doa kan saja ya hehe biar saya bisa, Aamiin
PTN part 3: penasaran yahh, hayooo... di PTN ketiga ini aku ambil prodi teknik sipil UNESA.
Sempet pesimis sihh, takut ga ketrima.
Tapi aku yakin, rencana Allah akan indah pada waktu nya, Aamiin.
Jikalau memeng aku tak diterima di PTN itu, aku tau Allah punya rencana lain, jalan lain untuk kuliah. Karena sejatinya manusia hanya bisa berencana dan Allah yang menentukan.
Jika aku berharap, aku akan terus berharap hingga harapan itu, benar-benar mustahil untuk ku gapai. Jika aku masih melihat kemungkinan, walau hanya 1% aku akan terus berharap, dan berusaha.
Semoga Allah meridhoinya, Aamiin.

Jadi, jangan dengarkan omongan orang yang merobohkan semangat kita,
Menganggap semua yang baik sangat mustahil untuk kita raih,
Yakin saja di mana ada niat, di situ ada jalan.


Sidoarjo, 18 April 2015  -Dwi Artiningsih-